Oleh : Mochamad Ulinnuha_1802046111
Pendidikan
Anak Usia Dini di Indonesia, sudah diseleggarakan sejak tahun 2002. Pada
jenjang ini anak usia 4-5 tahun mendapatkan tempat untuk mengembangkan potensi
yang dimilikinya dalam berbagai bentuk kegiatan belajar sambil bermain. Menurut
Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat
14 yaitu, Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan
dengan pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar
anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Perkembangan
dan pertumbuhan anak harus distimulasi dengan baik, agar tugas perkembangannya dapat berkembang secara optimal. Pendidikan
anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang
menitikberatkan pada peletakkan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan
yaitu aspek nilai-nilai, agama dan moral, aspek fisik, aspek sosial emosional,
aspek kognitif, dan aspek seni.
Kemampuan mengingat merupakan
kemampuan kognitif paling dasar, daya ingat merupakan kunci dalam setiap
pelajaran. Oleh karena itu, diperlukan upaya yang optimal dalam proses
pembelajaran di sekolah agar anak dapat tumbuh dengan baik dalam kehidupan
selanjutnya. Maka selayaknya konsep pendidikan untuk usia dini dirancang dalam
bentuk bermain. Agar anak tidak kehilangan masa bermainnya saat sudah mulai
memasuki jenjang pendidikan. Menyayi merupakan suatu kegiatan yang meneyangkan
bagi anak sebab dengan bernyanyi anak dapat mengekspersikan apa yang ada dalam
pikirannya. Menyanyi
selain menyenangkan dapat pula digunakan untuk meningkatkan daya ingat anak
karena dengan menyanyi atau mendengarkan musik, konsentrasi anak dapat meningkat.
Bernyanyi
mengasah kemampuan anak menyerap, meningkatkan
dan mengucapkan kata- kata. Jika anak belajar menyanyikan penting bagian lagu,
secara tidak sadar anak akan ikut belajar:
1.
Membedakan
bunyi huruf, kata dan kalimat
2. Melafalkan huruf, kata dan kalimat
dengan jelas
3. Mengingat huruf, kata dan kalimat
Bernyanyi memiliki hubungan yang kuat
dengan emosi. Bernyanyi di ruang kelas dapat membantu menciptakan keadaan emosi
yang positif yang kondusif bagi pendidikan. Bernyanyi juga dapat menjelaskan
fungsi musik dan ingatan yang ada di belahan otak kanan.[1]
Kemampuan Mengenal Huruf
Kesanggupan
melakukan sesuatu dengan mengenali tanda-tanda atau ciri-ciri dari tanda aksara
dalam tata tulis yang merupakan anggota abjad yang melambangkan bunyi bahasa.
Pendapat Ehri dan Mc. Cormack belajar huruf adalah komponen hakiki dari
perkembangan baca tulis, anak bisa bisa mmebaca beberapa kata dan mengenal
huruf cetak di lingkungan/ environmental
print sebelum mereka mengetahui abjad.[2]
Membaca
merupakan keterampilan berbahasa yang merupakan suatu proses bersifat fisik dan
psikologis. Keterampilan yang dikembangkan adalah konsep tentang huruf cetak.
Anak-anak berkesempatan berinteraksi dengan huruf cetak. Belajar mengenal huruf
untuk mencapai kemampuan membaca awal bagi anak-anak.
1. Proses pengenalan huruf sejalan dengan
proses keterampilan berbahasa secara fisik dan psikologis. Proses yang bersifat
fisik berupa kegiatan mengamati tulisan secara visual. Dengan indera visual,
anak mengenali dan membedakan gambar-gambar
bunyi serta kombinasinya. Melalui proses recoding, anak mengasosiasiakan gambar-gambar bunyi beserta kombinasinya
itu dengan bunyi-bunyinya. Proses rangkaian tulisan yang dikenal menjadi
rangkaian bunyi bahasa dalam kombinasi huruf menjadi kata yang bermakna.
2. Proses psikologis berupa kegiatan berpikir
dalam mengolah informasi. Melalui proses decoding, gambar-gambar bunyi
dan kombinasinya diidentifikasi, diuraikan kemudian diberi
makna.[3]
Metode
Bernyanyi
Secara etimologis (bahasa), metode
berasal dari bahasa Yunani, yaitu “methodos”. Kata ini berasal dari dua suku
kata, yaitu “metha” yang berarti melalui atau melewati, dan “hodos” yang
berarti jalan atau cara. Maka metode memiliki arti suatu jalan yang dilalui
untuk mencapai tujuan. Metode dalam pembelajaran merupakan cara-cara menyajikan
bahan pelajaran kepada peserta didik agar mencapai tujuan pembelalajaran yang
diharapkan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode adalah cara yang
digunakan oleh guru untuk seluruh penyajian materi pembelajaran yang telah
disusun untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Bernyanyi
merupakan kegiatan mengeluarkan suara bernada, berlagu (dengan lirik atau
tidak). Bernyanyi merupakan metode pembelajaran
yang menggunakan syair- syair yang dilagukan. Syair-syair tersebut biasanya
disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan oleh guru. Bernyanyi dapat
dilakukan setiap saat, baik itu diawal pembelajaran, kegiatan inti
pembelajaran, maupun diakhir pembelajaran.[4]
Metode
bernyanyi adalah suatu pendekatan pendekatan pembelajaran yang secara nyata
mampu membuat anak senang dan gembira, yang diarahkan pada suatu kondisi psikis
untuk membangun jiwa yang bahagia, senang menikmati keindahan, mengembangkan
rasa melalui bernyanyi yaitu ungkapan kata dan nada yang dirangkai hingga
menjadi sebuah lagu, serta ritmik yang memperindah suasana belajar.[5]
Dari penjabaran di atas maka dapat
disimpulkan bahwa metode bernyanyi adalah metode pembelajaran yang sangat
penting dan menyenangkan bagi anak karena menggunakan syair-syair yang
dilagukan sehingga anak lebih mudah dalam belajar.
Manfaat
Metode Bernyanyi
Ada
beberapa manfaat dari metode bernyanyi yang sagat penting bagi anak- anak,
antara lain:
a. Menimbulkan rasa senang dan gembira
dalam diri seorang anak.
b. Memperkaya imajinasi si anak dan
meningkatkan daya kreasinya.
c. Meningkatkan jiwa seni dan sastra
dalam diri mereka.
d. Meningkatkan kemampuan berbahasa.
e. Meningkatkan kemampuannya untuk
mengkritik dan melakukan pembenaran.
f. Mencerdaskan akal, membina jiwa dan
meningkatakan daya imajinasinya.
g. Menambah kecintaan si anak kepada sastra
dan seni.[6]
Kelebihan dan Kekurangan Metode Bernyanyi
Kelebihan
penggunaan metode bernyanyi yaitu:
a. Cocok digunakan dalam kelas kecil
b. Dapat membangkitkan semangat anak-anak
karena suasana kelas menjadi menyenangkan
c. Memungkinkan guru menguasai keadaan kelas
d. Membantu guru dalam pengembangan pendidikan
karakter
e.
Lirik
lagu dapat digunakan berulang-ulang walaupun pada kelas yang berbeda tapi
dengan materi yang sama
Metode bernyanyi juga memiliki
kekurangan yaitu:
a. Sulit digunakan untuk kelas besar
b. Hasilnya kurang efektif jika digunakan
untuk anak pendiam atau tidak suka bernyanyi
c. Suasana kelas yang ramai akan mengganggu
kelas yang lain.[7]
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat
disimpulkan bahwa Anak Usia Dini sangat penting dalam masa pertumbuhan dan perkembangan
anak, dimana setiap anak memiliki kemampuan berbeda dan unik untuk
dikembangkan. Salah satunya aspek yang paling penting untuk dikembangkan di
PAUD adalah aspek perkembangan kognitif, meskipun aspek- aspek yang lain sama
pentingnya untuk dikembangkan. Dalam semua aspek, aspek kognitif memegang
peranan yang sangat penting dalam diri setiap individu, hal ini karena
berkaitan erat dengan kemampuannya
dalam mengingat.
Daftar Pustaka
Pebriani. “Peningkatan Kemampuan Anak Mengenal Huruf
Melalui Permainan Menguraikan Kata Di Taman Kanak-Kanak Negeri Pembina Agama.” Jurnal
Pesona PAUD 1, no. 1 (2012): 1–13. ejournal.unp.ac.id › index.php › paud ›
article › view.
Qomaruddin, Ahmad. “Penerapan Metode Bernyanyi Dalam Pembelajaran
Mufadat.” Journal of Chemical Information and Modeling 01, no. 01
(2013): 1689–99.
Rahayuningsih, Sheila Septiana, Tritjahjo Danny Soesilo, and Mozes
Kurniawan. “Peningkatan Kemampuan Mengenal Huruf Pada Anak Usia 5-6 Tahun
Melalui Metode Bermain Dengan Media Kotak Pintar.” Scholaria: Jurnal
Pendidikan Dan Kebudayaan 9, no. 1 (2019): 11–18.
https://doi.org/10.24246/j.js.2019.v9.i1.p11-18.
Ridwan, Ridwan, and a. Fajar Awaluddin. “Penerapan Metode Bernyanyi Dalam
Meningkatkan Penguasaan Mufradat Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Di Raodhatul
Athfal.” DIDAKTIKA : Jurnal Kependidikan 13, no. 1 (2019): 56–67.
https://doi.org/10.30863/didaktika.v13i1.252.
Rusti Alam Siregar. “Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengenal Huruf Menggunakan
Media Kartu Kata Di TK Negeri Pembina 1 Kota Jambi.” Jurnal Literasiologi
8, no. 5 (2019): 55.
Yuliantantri, Ninda. “PENGARUH PENERAPAN METODE BERNYANYI TERHADAP
PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS ANAK KELOMPOK A DI TK KETINTANG JAYA
SURABAYA.” PAUD Teratai 2, no. 3 (2013).
Profil Penulis
Mochamad Ulinnuha
lahir di Blitar, 04 September 1999, asal dari Blitar, Jawa Timur. Mahasiswa
Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang. Jurusan Ilmu Falak Fakultas
Syariah dan Hukum.
IG : @annuha_mochamad
Twitter : @annuha234
FB : Mochamad An-Nuha
Email : ulinnuha040999@gmail.com
WA : 081228497397
[1] Pebriani, “Peningkatan Kemampuan Anak
Mengenal Huruf Melalui Permainan Menguraikan Kata Di Taman Kanak-Kanak Negeri
Pembina Agama,” Jurnal Pesona PAUD 1,
no. 1 (2012): 1–13, ejournal.unp.ac.id › index.php › paud › article › view.
[2] Sheila Septiana Rahayuningsih,
Tritjahjo Danny Soesilo, and Mozes Kurniawan, “Peningkatan Kemampuan Mengenal
Huruf Pada Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Metode Bermain Dengan Media Kotak
Pintar,” Scholaria: Jurnal Pendidikan Dan
Kebudayaan 9, no. 1 (2019): 11–18,
[3] Rusti Alam Siregar,
“Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengenal Huruf Menggunakan Media Kartu Kata Di TK
Negeri Pembina 1 Kota Jambi,” Jurnal
Literasiologi 8, no. 5 (2019): 55.
[4] Ahmad Qomaruddin,
“Penerapan Metode Bernyanyi Dalam Pembelajaran Mufadat,” Journal of Chemical Information and Modeling 01, no. 01 (2013):
1689–99.
[5] Ninda Yuliantantri,
“PENGARUH PENERAPAN METODE BERNYANYI TERHADAP PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA
INGGRIS ANAK KELOMPOK A DI TK KETINTANG JAYA SURABAYA,” PAUD Teratai 2, no. 3 (2013).
[6] Qomaruddin,
“Penerapan Metode Bernyanyi Dalam Pembelajaran Mufadat.”
[7] Ridwan Ridwan and
a. Fajar Awaluddin, “Penerapan Metode Bernyanyi Dalam Meningkatkan Penguasaan
Mufradat Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Di Raodhatul Athfal,” DIDAKTIKA : Jurnal Kependidikan 13, no.
1 (2019): 56–67, https://doi.org/10.30863/didaktika.v13i1.252.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar