Rabu, 17 November 2021

Peran Pemuda dalam Pertumbuhan Ekonomi Nasional

 

Peran Pemuda dalam Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Gelombang kedua pandemi COVID-19 di Indonesia sudah menunjukan penurunan. Dari data yang ada menunjukkan bahwa kasus virus corona ini menurun dari puncaknya pada tanggal 17 Juli 2021.

Pandemi yang berlangsung selama kurang lebih hampir 2 tahun ini menjadikan pelajaran dan pengalaman bagi seluruh dunia. Dengan berdampaknya virus corona ini terhadap segala sektor yang ada membuat pemerintah maupun lapisan masyarakat berusaha membenahi atau mengantisipasi terjadinya gelombang ke-3.

Pemerintah berfokus pada kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada level 1, 2, dan 3 yang diterapkan di beberapa kota dan kabupaten. Pada saat ini tidak ada daerah yang berkategorikan level 4.

Pemerintah juga dengan program Pertumbuhan Ekonomi Nasional (PEN) telah menargetkan pada kuartal IV (periode Oktober-Desember) harus melebihi 6 persen untuk mencapai target keseluruhan tahun 2021 sebanyak 4 persen.

DItengah pandemi Covid-19 yang berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat, peran pemuda sangat dinantikan untuk menjawab tantangan tersebut.

Pemuda sebagai ujung tombak bangsa harus dapat menganalisis dan mempelajari terhadap perubahan yang terjadi di masa pandemi ini baik dalam aspek ekonomi maupun lainnya.

Pemuda yang mempunyai kreatifitas tinggi, mandiri, dan kemampuan berinovasi juga memiliki peran yang sangat penting dalam pemulihan ekonomi dan mampu beradaptasi ditengah situasi pandemi Covid-19 yang belum usai ini.

Pemuda juga harus berpartisipasi sebagai generasi millenial dalam era digital, yaitu millenial sebagai digital tallent, pelaku usaha, sekaligus sebagai potensi pasar dalam negri.

Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, Indonesia sangat membutuhkan digital tallent yang mampu beradaptasi dengan teknologi digital dan memahami akan keberadaan industri 4.0. Membekali diri dengan berbagai ilmu pengetahuan diyakini pemuda dapat menyelesaikan tantangan tersebut.

Dengan kreatifitas dan inovasi, pemuda diharapkan dapat mengahadapi pandemi Covid-19. Pemuda dapat memanfaatkan media sosial sebagai peluang berwirausaha. Dan keahlian yang dimilikinya pemuda diharapkan dapat mengembangkan usahanya sehingga dapat mengidentifikasi perubahan konsumen dimasa pandemi dan pasca pandemi kedepan.

Yang terakhir, untuk mendukung proses Pertumbuhan Ekonomi Nasional diharapkan pemuda mencintai produk lokal dan mengutamakan produk lokal. Karena jika bukan kita sendiri maka akan sulit untuk menumbuhkan perekonomian bangsa ini. Dan juga dengan teknologi yang ada pemuda diharapkan dapat memperluas potensi pasar ke luar negeri.

 

 

Selasa, 16 November 2021

Meningkatkan Kemampuan Mengenal Huruf Melalui Metode Bernyanyi pada Anak Usia Dini

Oleh : Mochamad Ulinnuha_1802046111

 

Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia, sudah diseleggarakan sejak tahun 2002. Pada jenjang ini anak usia 4-5 tahun mendapatkan tempat untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya dalam berbagai bentuk kegiatan belajar sambil bermain. Menurut Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 14 yaitu, Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan dengan pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Perkembangan dan pertumbuhan anak harus distimulasi dengan baik, agar tugas perkembangannya dapat berkembang secara optimal. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakkan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan yaitu aspek nilai-nilai, agama dan moral, aspek fisik, aspek sosial emosional, aspek kognitif, dan aspek seni.

Kemampuan mengingat merupakan kemampuan kognitif paling dasar, daya ingat merupakan kunci dalam setiap pelajaran. Oleh karena itu, diperlukan upaya yang optimal dalam proses pembelajaran di sekolah agar anak dapat tumbuh dengan baik dalam kehidupan selanjutnya. Maka selayaknya konsep pendidikan untuk usia dini dirancang dalam bentuk bermain. Agar anak tidak kehilangan masa bermainnya saat sudah mulai memasuki jenjang pendidikan. Menyayi merupakan suatu kegiatan yang meneyangkan bagi anak sebab dengan bernyanyi anak dapat mengekspersikan apa yang ada dalam pikirannya. Menyanyi selain menyenangkan dapat pula digunakan untuk meningkatkan daya ingat anak karena dengan menyanyi atau mendengarkan musik, konsentrasi anak dapat meningkat.

Bernyanyi mengasah kemampuan anak menyerap, meningkatkan dan mengucapkan kata- kata. Jika anak belajar menyanyikan penting bagian lagu, secara tidak sadar anak akan ikut belajar:

1.       Membedakan bunyi huruf, kata dan kalimat

2.       Melafalkan huruf, kata dan kalimat dengan jelas

3.       Mengingat huruf, kata dan kalimat

Bernyanyi memiliki hubungan yang kuat dengan emosi. Bernyanyi di ruang kelas dapat membantu menciptakan keadaan emosi yang positif yang kondusif bagi pendidikan. Bernyanyi juga dapat menjelaskan fungsi musik dan ingatan yang ada di belahan otak kanan.[1]

Kemampuan Mengenal Huruf

Kesanggupan melakukan sesuatu dengan mengenali tanda-tanda atau ciri-ciri dari tanda aksara dalam tata tulis yang merupakan anggota abjad yang melambangkan bunyi bahasa. Pendapat Ehri dan Mc. Cormack belajar huruf adalah komponen hakiki dari perkembangan baca tulis, anak bisa bisa mmebaca beberapa kata dan mengenal huruf cetak di lingkungan/ environmental print sebelum mereka mengetahui abjad.[2]

Membaca merupakan keterampilan berbahasa yang merupakan suatu proses bersifat fisik dan psikologis. Keterampilan yang dikembangkan adalah konsep tentang huruf cetak. Anak-anak berkesempatan berinteraksi dengan huruf cetak. Belajar mengenal huruf untuk mencapai kemampuan membaca awal bagi anak-anak.

1.       Proses pengenalan huruf sejalan dengan proses keterampilan berbahasa secara fisik dan psikologis. Proses yang bersifat fisik berupa kegiatan mengamati tulisan secara visual. Dengan indera visual, anak mengenali dan membedakan gambar-gambar bunyi serta kombinasinya. Melalui proses          recoding, anak mengasosiasiakan gambar-gambar bunyi beserta kombinasinya itu dengan bunyi-bunyinya. Proses rangkaian tulisan yang dikenal menjadi rangkaian bunyi bahasa dalam kombinasi huruf menjadi kata yang bermakna.

2.       Proses psikologis berupa kegiatan berpikir dalam     mengolah informasi. Melalui proses decoding, gambar-gambar bunyi dan kombinasinya       diidentifikasi, diuraikan kemudian diberi makna.[3]

Metode Bernyanyi

Secara etimologis (bahasa), metode berasal dari bahasa Yunani, yaitu “methodos”. Kata ini berasal dari dua suku kata, yaitu “metha” yang berarti melalui atau melewati, dan “hodos” yang berarti jalan atau cara. Maka metode memiliki arti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. Metode dalam pembelajaran merupakan cara-cara menyajikan bahan pelajaran kepada peserta didik agar mencapai tujuan pembelalajaran yang diharapkan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode adalah cara yang digunakan oleh guru untuk seluruh penyajian materi pembelajaran yang telah disusun untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Bernyanyi merupakan kegiatan mengeluarkan suara bernada, berlagu (dengan lirik atau tidak). Bernyanyi merupakan metode pembelajaran yang menggunakan syair- syair yang dilagukan. Syair-syair tersebut biasanya disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan oleh guru. Bernyanyi dapat dilakukan setiap saat, baik itu diawal pembelajaran, kegiatan inti pembelajaran, maupun diakhir pembelajaran.[4]

Metode bernyanyi adalah suatu pendekatan pendekatan pembelajaran yang secara nyata mampu membuat anak senang dan gembira, yang diarahkan pada suatu kondisi psikis untuk membangun jiwa yang bahagia, senang menikmati keindahan, mengembangkan rasa melalui bernyanyi yaitu ungkapan kata dan nada yang dirangkai hingga menjadi sebuah lagu, serta ritmik yang memperindah suasana belajar.[5]

Dari penjabaran di atas maka dapat disimpulkan bahwa metode bernyanyi adalah metode pembelajaran yang sangat penting dan menyenangkan bagi anak karena menggunakan syair-syair yang dilagukan sehingga anak lebih mudah dalam belajar.

Manfaat Metode Bernyanyi

Ada beberapa manfaat dari metode bernyanyi yang sagat penting bagi anak- anak, antara lain:

a.     Menimbulkan rasa senang dan gembira dalam diri seorang anak.

b.    Memperkaya imajinasi si anak dan meningkatkan daya kreasinya.

c.     Meningkatkan jiwa seni dan  sastra dalam diri mereka.

d.    Meningkatkan kemampuan berbahasa.

e.     Meningkatkan kemampuannya untuk mengkritik dan melakukan pembenaran.

f.     Mencerdaskan akal, membina jiwa dan meningkatakan daya imajinasinya.

g.    Menambah kecintaan si anak kepada sastra dan seni.[6]

Kelebihan dan Kekurangan Metode Bernyanyi

Kelebihan penggunaan metode bernyanyi yaitu:

a.       Cocok digunakan dalam kelas kecil

b.       Dapat membangkitkan semangat anak-anak karena suasana kelas menjadi menyenangkan

c.       Memungkinkan guru menguasai keadaan kelas

d.       Membantu guru dalam pengembangan pendidikan karakter

e.       Lirik lagu dapat digunakan berulang-ulang walaupun pada kelas yang berbeda tapi dengan materi yang sama

Metode bernyanyi juga memiliki kekurangan yaitu:

a.       Sulit digunakan untuk kelas besar

b.       Hasilnya kurang efektif jika digunakan untuk anak pendiam atau tidak suka bernyanyi

c.       Suasana kelas yang ramai akan mengganggu kelas yang lain.[7]

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa Anak Usia Dini sangat penting dalam masa pertumbuhan dan perkembangan anak, dimana setiap anak memiliki kemampuan berbeda dan unik untuk dikembangkan. Salah satunya aspek yang paling penting untuk dikembangkan di PAUD adalah aspek perkembangan kognitif, meskipun aspek- aspek yang lain sama pentingnya untuk dikembangkan. Dalam semua aspek, aspek kognitif memegang peranan yang sangat penting dalam diri setiap individu, hal ini karena berkaitan erat dengan kemampuannya dalam mengingat.

 

 

 

 

 

Daftar Pustaka

Pebriani. “Peningkatan Kemampuan Anak Mengenal Huruf Melalui Permainan Menguraikan Kata Di Taman Kanak-Kanak Negeri Pembina Agama.” Jurnal Pesona PAUD 1, no. 1 (2012): 1–13. ejournal.unp.ac.id › index.php › paud › article › view.

Qomaruddin, Ahmad. “Penerapan Metode Bernyanyi Dalam Pembelajaran Mufadat.” Journal of Chemical Information and Modeling 01, no. 01 (2013): 1689–99.

Rahayuningsih, Sheila Septiana, Tritjahjo Danny Soesilo, and Mozes Kurniawan. “Peningkatan Kemampuan Mengenal Huruf Pada Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Metode Bermain Dengan Media Kotak Pintar.” Scholaria: Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan 9, no. 1 (2019): 11–18. https://doi.org/10.24246/j.js.2019.v9.i1.p11-18.

Ridwan, Ridwan, and a. Fajar Awaluddin. “Penerapan Metode Bernyanyi Dalam Meningkatkan Penguasaan Mufradat Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Di Raodhatul Athfal.” DIDAKTIKA : Jurnal Kependidikan 13, no. 1 (2019): 56–67. https://doi.org/10.30863/didaktika.v13i1.252.

Rusti Alam Siregar. “Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengenal Huruf Menggunakan Media Kartu Kata Di TK Negeri Pembina 1 Kota Jambi.” Jurnal Literasiologi 8, no. 5 (2019): 55.

Yuliantantri, Ninda. “PENGARUH PENERAPAN METODE BERNYANYI TERHADAP PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS ANAK KELOMPOK A DI TK KETINTANG JAYA SURABAYA.” PAUD Teratai 2, no. 3 (2013).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Profil Penulis

Mochamad Ulinnuha lahir di Blitar, 04 September 1999, asal dari Blitar, Jawa Timur. Mahasiswa Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang. Jurusan Ilmu Falak Fakultas Syariah dan Hukum.

IG                 : @annuha_mochamad

Twitter          : @annuha234

FB                 : Mochamad An-Nuha

Email             : ulinnuha040999@gmail.com

WA               : 081228497397

 

 



[1] Pebriani, “Peningkatan Kemampuan Anak Mengenal Huruf Melalui Permainan Menguraikan Kata Di Taman Kanak-Kanak Negeri Pembina Agama,” Jurnal Pesona PAUD 1, no. 1 (2012): 1–13, ejournal.unp.ac.id › index.php › paud › article › view.

[2] Sheila Septiana Rahayuningsih, Tritjahjo Danny Soesilo, and Mozes Kurniawan, “Peningkatan Kemampuan Mengenal Huruf Pada Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Metode Bermain Dengan Media Kotak Pintar,” Scholaria: Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan 9, no. 1 (2019): 11–18,

[3] Rusti Alam Siregar, “Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengenal Huruf Menggunakan Media Kartu Kata Di TK Negeri Pembina 1 Kota Jambi,” Jurnal Literasiologi 8, no. 5 (2019): 55.

[4] Ahmad Qomaruddin, “Penerapan Metode Bernyanyi Dalam Pembelajaran Mufadat,” Journal of Chemical Information and Modeling 01, no. 01 (2013): 1689–99.

[5] Ninda Yuliantantri, “PENGARUH PENERAPAN METODE BERNYANYI TERHADAP PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS ANAK KELOMPOK A DI TK KETINTANG JAYA SURABAYA,” PAUD Teratai 2, no. 3 (2013).

[6] Qomaruddin, “Penerapan Metode Bernyanyi Dalam Pembelajaran Mufadat.”

[7] Ridwan Ridwan and a. Fajar Awaluddin, “Penerapan Metode Bernyanyi Dalam Meningkatkan Penguasaan Mufradat Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Di Raodhatul Athfal,” DIDAKTIKA : Jurnal Kependidikan 13, no. 1 (2019): 56–67, https://doi.org/10.30863/didaktika.v13i1.252.

Jumat, 21 Desember 2018

Penakut Kenyataan
By:Mochamad Ulinnuha
Bukankah yang nyata adalah yang jelas
Bukan sekedar simpang siur tanpa ada batas
Bukan omong kosong sebagai senjata pamungkas

      Pengorbanan belum tentu berbuah nyata
      Apalagi mengandalkan bualan semata
      Tanpa ada ujung layaknya fatamorgana

Menunggu tanpa ada kepastian 
Berbuat berdasar keegoisan
Bersiaplah menghadapi pahitnya kehidupan

      Jangan gentar menuju sukses
      Bukan sekedar mengangkat toples
      Karena lelah bukan alasan untuk berproses
                                       Jum'at, 21 Desember 21